Merinding Saat Mendengar Pengajian Mudir Madrasah Assaulatiyyah, Bahwa Almagfurullah Bapak Maulanasyeikh Masih Hidup

Abduh Sempana
Selamat sore Sahabat Kabartumbuhmulia, semoga kita senantiasa mendapatkan barokah dari guru-guru kita, masyeikh-masyeikh kita, ulama-ulama kita yang senantiasa tak henti-hentinya menyebarkan kebaikan untuk kita.

Pada kesempatan kali ini, kami kembali menyampaikan inti pengajian yang disampaikan oleh ulama-ulama besar kita di arena Hultah NWDI pada Ahad (24/07/2016) lalu.

Ini merupakan upaya kami untuk saling berbagi, bersilaturrahmi, sekaligus mendokumentasikan momen pengajian Hultah tersebut, sehingga kita mendapatkan ibrah-nya, untuk dijadikan pegangan hidup sepanjang masa.

Barangkali juga ini menjadi acuan bagi kita untuk tetap taat dan ikhlas dalam rangka mengikuti jejak guru kita Almagfurullah Bapak Maulanasyeikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid.

Setelah sebelumnya kami membagikan isi  pengajian Syeikh Abu Abdillah Mustofa bin Abi Zayyan Aljazairi Attilinsani (Lihat: Subhanallah! Inilah Pengakuan Ulama Mekah tentang Kebesaran dan Kekeramatan Almagfurullah Bapak Maulanasyeikh yang Disampaikan Pada Hultah Ke-81 NWDI di Anjani Lombok Timur), maka kini giliran kami membagikan pula inti pengajian ulama besar yang merupakan Mudir Madrasah Assaulatiyyah, Fadilatussyeikh Al-alimul Allamah Said Mas’ud Salim Rahmatullah

Inilah Pesan Mudir Madrasah Assaulatiyyah untuk Warga Nahdaltul Wathan

Beliau menegaskan:
"Dengan sebab Maulanasyeiklah, dengan sebab guru besar kalianlah, yaitu Almagfurullah TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, kita dapat menjadi orang nahdliyin, yang gembira dan senang ditempat ini, setiap tahun kita merayakan haul atau pun Hultah Akbar di Anjani ini."

"Dengan sebab beliaulah kita bisa mengenal hukum-hukum agama, syariat-syariat agama. Kita dapat mengenal semua hukum agama seperti kita bisa membaca Al-quran dengan sebab beliau, kita menjadi orang alim dengan sebab beliau, kita dapat mendirikan madrasah dengan sebab beliau. Maka kita sebagai murid beliau, harus bersyukur karena dijadikan oleh Allah SWT menjadi murid Almagfurullah Bapak Maulanasyeikh, yaitu Syeikh Zainuddin Abdul Majid. Beliaulah satu-satunya Sulthonul Auliya’ yang merupakan ulama terbesar, yang merupakan ulama besar di atas dunia ini, InsyaAllah. Mudah-mudahan kita semua keberkahan. Aamiin."

"Ini (merujuk ke arena Hultah) adalah merupakan bukti perjuangn beliau yang bersungguh-sungguh. Ini adalah nau’un watismun, ini adalah salah satu macam atau bentuk dari kesungguhan beliau dalam memperjuangkan agama islam lewat organisasi Nahdlatul Wathan."

"Kita sebagai murid beliau harus meniru bagaimana gigihnya beliau dalam memperjuangkan agama Islam lewat organisasi Nahdlatul Wathan. Sehingga kita semua bisa mengenal yang namanya agama. Coba kita bayangkan seandainya tidak ada beliau bagaimana gelapnya yang namanya Lombok ini.
Dan salah satu cara kita untuk taat kepada guru, supaya kita selalu ingat, berdzikir, mendoakan beliau, mengistigfarkan beliau. Ini juga adalah salah satu untuk mebuktikan ketaatan kepada orang tua kita. Pertama kita mengistigfarkan untuk diri kita, kedua untuk orangtua kita, ketiga untuk guru kita."

"Karena orantua kita ada tiga,  yang pertama orang yang melahirkan kita, yang kedua orangtua yang memberikan kita ilmu yaitu guru, dan yang ketiga adalah orangtua  (ibu/bapak) dari bawahan kita.
Banyak sekali ayat-ayat di dalam Al-Quran,  bahwa Allah SWT sangat menganjurkan kita, memerintahkan hambanya untuk selalu beristigfar, pertama untuk dirinya, untuk gurunya, orangtuanya, serta kaum muslimin muslimat di atas dunia ini. Kita sangat dianjurkan untuk beristigfar kepada mereka sesuai dengan ayat-ayat Allah yang banyak sekali disebutkan di dalam Al-Quranul Karim."

"Dan inilah pegangan dari Almagfurullah Bapak Maulanasyeikh. Bahwasanya, pejuang yang betul-betul pejuang, ia mendapatkan derajat yang adzim (yang besar), yang tinggi di sisi Allah SWT, sebagaimana di dalam Ayat Suci Alquran, “Janganlah engkau mengatakan orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT itu mati, tetapi mereka diberikan rizki di dalam kuburnya oleh Allah SWT.” "

"Dan banyak sekali ulama-ulama, pejuang-pejuang yang ikhlas memperjuangkan agama Islam, semata-mata mencari keridaan Allah SWT. yang dipanggil oleh Allah SWT, setelah meninggal dunia beliau diberikan kehidupan di dalam kuburnya, bahkan diberikan kenikmatan di dalam kuburnya,  oleh Allah SWT, mengapa demikian? Karena mereka itu waktu di dunia menyebarkan ilmu mereka kepada orang banyak, kepada kaum muslimin sehingga kita semua mengenal yang namanya syariat agama."

Bapak Maulanasyeikh Masih Hidup

Syeikh Said Mas’ud Salim Rahmatullah mengatakan:
"Dan inilah kelebihan dari Almagfurullah Bapak Maulanasyeikh, beliau adalah salah satu pejuang dari pejuang-pejuang yang memperjuangkan agama Allah SWT, dan kita harus yakin bahwa sanya pejuang-pejuang agama di jalan Allah SWT, mereka diberikan kehidupan di dalam kuburnya, bahkan diberikan kenikmatan oleh Allah SWT. Siapakah orang itu yang mendapatkan derajat yang tinggi sisi Allah? Tiada lain adalah pejuang-pejuang, yaitu yang memperjuangkan agama Allah SWT. Tidak ada keraguan bahwa guru besar kalian Almagfurullah Bapak Maulanasyeikh, beliau adalah masih hidup di dalam kuburnya, itulah keistimewaan yang beliau raih di sisi Allah SWT."

Tentang Syeikh Sayyid Muhammad Alawi

Syeikh Said Mas’ud Salim Rahmatullah menceritakan:
"Saya akan cerita tentang syeikh kita yaitu Sayyid Muhammad Alawi ra, beliau waktu dibuka kuburnya di Pemakaman Ma’la, ternyata beliau masih utuh seperti semula, padahal beliau sudah lama meninggal dunia. Inilah salah satu bukti bahwasanya ulama-ulama kita, lebih-lebih guru besar kita Almagfurullah Bapak Maulanasyeikh beliau akan semakin utuh bahkan sampai hari kiamat. Tubuhnya tidak akan hancur, tidak akan dimakan oleh tanah, sehingga Sayyid Muhammad Alawi waktu beliau dibuka makamnya, beliau semakin utuh."

"Cerita yang tadi disaksikan langsung oleh sebagian dari  murid Sayyid Muhammad Alawy, dan saya sendiri langsung melihatnya waktu dibuka kuburnya, karena di Mekah itu, kubur-kubur yang yang lama dibongkar semua dan dilubangi tanahny untuk mayat yang baru. Lalu Sayyid saat diangkat kuburnya agar orang yang mati belakangan akan dimakan ke sana, ternyata tidak bisa, karena tubuh beliau tidak hancur di dalam kuburnya."

"Sayyid Muhammad Alawy Rahimahullahutaala, bapaknya bernama Sayyid Alawi, kakeknya bernama Sayyid Abbas, kemudian juga masyeikh lain seperti Syeikh Abdullah, Syeikh Nurusyaihk, Syeih Amin Alqutubi dan banyak sekali masyeikh-masyeikh kita yang waktu di Mekah beliau-beliau itu sangat membanggakan Sayyid Muhammad Alawi dan beliau juga banyak doa-doa yang diwariskan kepada murid-muridnya."

Demikian pesan dan kesan mudir Madrasah Assaulatiyyah untuk warga Nahdaltul Wathan di arena HULTAH NWDI ke-81 di Anjani Limbok Timur.

Semoga bermanfaat.
Baca Juga:
Keramat Almagfurullah Maulansyeikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, Menjadi Imam di Alam Gaib
Comments