Perjalanan 30 Menit Ditempuh Beberapa Detik | Salah Satu Keramat Almagfurullah Bapak Maulanasyeikh Sang Pendiri NW

Abduh Sempana

Almagfurullah Maulanasyeikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid adalah seorang ulama besar yang disegani di dalam maupun di luar negeri. Beliau adalah seorang Waliyullah terkemuka di akhir zaman ini. Beliau adalah pendiri organisasi NW (Nahdlatul Wathan). Beliau pendiri Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan serta menyusun  Hizib Nahdlatul Wathan dan Nahdlatul Banat. Selain itu beliau juga menyusun berbagai macam salawat, wirid, dan doa.

Sebagaimana yang diketahui bahwa para ulama’ adalah perwarisnya para nabi. Jika seorang nabi diberikan mukjizat oleh Allah SWT, maka seorang ulama pun dibekali keramat (karomah).

Baca Juga: Keramat Maulanasyeikh | Mengetahui Jenis Kelamin Bayi yang Akan Lahir

Sebagai ulama’ besar, Almagfurullah Bapak Maulanasyeikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid memiliki berbagai keramat. Ada sekitar 23 macam keramat yang diceritakan oleh Almarhum TGH. Abdul Hayyi Nu’man di dalam sebuah buku. Itu pun masih sebagian yang bisa diceritakan. Karena begitu banyaknya keramat ulama' terbesar di pulau Lombok ini.

Salah satu dari 32 keramat beliau itu adalah bahwa Almagfurullah Bapak Maulanasyeikh bisa mempersingkat perjalanan dengan izin Allah SWT. Berikut ini kisahnya.

Perjalanan 30 Menit Bisa Ditempuh Beberapa Detik | Salah Satu Keramat Almagfurullah Bapak Maulansyeikh

Cerita ini datangnya dari Ust. H. Saleh Ahmad, Temiling Montong Baan Lombok Timur, yakni salah seorang murid Almagfurullah Bapak Maulanasyeikh yang ikut mengiring beliau pada sebuah pengajian.

Pada suatu sore pengajian Almagfurullah Bapak Maulanasyeikh di sebuah tempat di kecamatan Keruak Lombok Timur. Pengajian tersebut selesai pada saat menjelang magrib. Adalah sudah menjadi kebiasaan beliau berusaha salat magrib di tempat kediaman beliau di Pancor.  Oleh karena itu, beliau mengajak sopir segera berangkat pulang. Pada saat berangkat itu terdengarlah suara muazzin baru mulai membaca pendahuluan azan magrib, yaitu ayat yang awalnya “Innallaha wa mala’ikatahu....”.

Mobil terus berjalan seperti biasa. Begitu sampai di Rensing muazzin juga baru membaca pendahuluan azan magrib. Begitu pula ketika sampai di Sakra, Rumbuk, dan Songak, muazzin juga baru mulai membaca pendahuluan azan magrib. Dan ketika sampai di kediaman beliau muazzin juga baru membaca pendahuluan azan magrib.

Dengan demikian, perjalanan yang biasanya ditempuh tiga puluhan menit itu beliau tempuh hanya dalam beberapa detik saja. Sehingga beliau bisa salat magrib pada awal waktu di kediaman beliau di Pancor Lombok Timur. Bisa dibayangkan perjalanan dari Keruak menuju Pancor-Selong. Yang pada saat itu mungkin juga jalanan belum terlalu mulus seperti sekarang. Subhanallah!
Comments